A.
Peran Ekonomi
dalam Pendidikan
Globalisasi ekonomi yang melanda dunia, otomatis
mempengaruhi hampir semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Alasannya
sederhana, yaitu karena takut digulung dan dihempaskan oleh gelombang
globalisasi ekonomi dunia.
Perkembangan ekonomi makro berpengaruh pula dalam bidang pendidikan. Cukup banyak orang kaya sudah mau secara sukarela menjadi bapak angkat agar anak-anak dari orang tidak mampu bisa bersekolah. Perkembangan lain yang menggembirakan di bidang pendidikan adalah terlaksananya sisten ganda dalam pendidikan. Sistem ini bisa berlangsung pada sejumlah pendidikan, yaitu kerja sama antara sekolah dengan pihak usahawan dalam proses belajar mengajar para siswa adalah berkat kesadaran para pemimpin perusahaan atau industri akan pentingnya pendidikan.
Implikasi lain dari keberhasilan pembangunan ekonomi secara makro adalah munculnya sejumlah sekolah unggul. Inti tujuan pendidikan ini adalah membentuk mental yang positif atau cinta terhadap prestasi, cara kerja dan hasil kerja yang sempurna. Tidak menolak pekerjaan kasar, menyadari akan kehidupan yang kurang beruntung dan mampu hidup dalam keadaan apapun.
Perkembangan ekonomi makro berpengaruh pula dalam bidang pendidikan. Cukup banyak orang kaya sudah mau secara sukarela menjadi bapak angkat agar anak-anak dari orang tidak mampu bisa bersekolah. Perkembangan lain yang menggembirakan di bidang pendidikan adalah terlaksananya sisten ganda dalam pendidikan. Sistem ini bisa berlangsung pada sejumlah pendidikan, yaitu kerja sama antara sekolah dengan pihak usahawan dalam proses belajar mengajar para siswa adalah berkat kesadaran para pemimpin perusahaan atau industri akan pentingnya pendidikan.
Implikasi lain dari keberhasilan pembangunan ekonomi secara makro adalah munculnya sejumlah sekolah unggul. Inti tujuan pendidikan ini adalah membentuk mental yang positif atau cinta terhadap prestasi, cara kerja dan hasil kerja yang sempurna. Tidak menolak pekerjaan kasar, menyadari akan kehidupan yang kurang beruntung dan mampu hidup dalam keadaan apapun.
B.
Fungsi Produksi
dalam Pendidikan
Fungsi produksi adalah hubungan antara output dengan
input. Fungsi produksi dalam pendidikan ini bersumber dari buku Thomas (tt.),
yang membagi fungsi produksi menjadi tiga macam, yaitu
1.
Fungsi Produksi
Administrator
Pada fungsi produksi administrator yang dipandang
input adalah segala sesuatu yang menjadi wahana dan proses pendidikan. Input
yang dimaksud adalah :
-
Prasarana dan
sarana belajar, termasuk ruangan kelas.
-
Perlengkapan
belajar, media, dan alat peraga baik di dalam kelas maupun di laboratorium,
yang juga dihitung harganya dalam bentuk uang.
-
Buku-buku dan
bentuk material lainnya seperti film, disket dan sebagainya.
-
Barang-barang
habis pakai seperti zat-zat kimia di laboratorium, kapur, kertas, alat tulis.
-
Waktu guru
bekerja dan personalia lainnya yang dipakai dalam memproses peserta didik.
Sementara itu yang dimaksud dengan Output dalam fungsi
produksi ini adalah berbagai bentuk layanan dalam memproses peserta didik.
Lembaga pendidikan yang baik akan memungkinkan sama atau lebih kecil daripada
harga output.
2. Fungsi Produksi Psikologi
Input pada fungsi produksi ini adalah sama dengan
input fungsi produksi administrator. Output fungsi produksi psikologi adalah semua
hasil belajar siswa yang mencakup :
-
Peningkatan
kepribadian
-
Pengarahan dan
pembentukan sikap
-
Penguatan
kemauan
-
Peningkatan
estetika
-
Penambahan pengetahuan,
ilmu dan teknologi
-
Penajaman
pikiran
-
Peningkatan
keterampilan
Namun menghitung harga output pada fungsi produksi
psikologi ini tidaklah mudah. Sebab tidak mudah mengkuantitatifkan dan
menguangkan aspek-aspek psikologi.
Suatu lembaga pendidikan dipandang berhasil dari segi fungsi produksi psikologi, kalau harga inputnya sama atau lebih kecil daripada harga outputnya.
Suatu lembaga pendidikan dipandang berhasil dari segi fungsi produksi psikologi, kalau harga inputnya sama atau lebih kecil daripada harga outputnya.
3. Fungsi Produksi Ekonomi.
Input fungsi produksi ini adalah sebagai berikut :
- Semua biaya pendidikan seperti pada input fungsi
produksi administrator.
- Semua uang yang dikeluarkan secara pribadi untuk
keperluan pendidikan seperti uang saku, transportasi, membeli buku, alat-alat
tulis dan sebagainya selama masa belajar atau kuliah.
- Uang yang mungkin diperoleh lewat bekerja selama
belajar atau kuliah, tetapi tidak didapat sebab waktu tersebut dipakai untuk
belajar atau kuliah.
Sementara itu yang menjadi outputnya adalah tambahan penghasilan peserta didik kalau sudah tamat atau bekerja, manakala orang ini sudah bekerja sebelum belajar atau kuliah.
Sementara itu yang menjadi outputnya adalah tambahan penghasilan peserta didik kalau sudah tamat atau bekerja, manakala orang ini sudah bekerja sebelum belajar atau kuliah.
Fungsi produksi ekonomi ini berkaitan erat dengan
marketing di dunia pendidikan. Marketing adalah analisis, perencanaan,
implementasi dan pengawasan untuk memberikan perubahan nilai, dengan target
pasar sebagai tujuan lembaga pendidikan. Marketing mencakup ;
1. Mendesain penawaran
2. Menentukan kebutuhan atau keinginan pasar dalam hal
ini calon peserta didik
3. Menentukan harga efektif, mengadakan komunikasi,
distribusi dan meningkatkan motivasi serta layanan.
4. Ekonomi Pendidikan
Sebagai tempat pembinaan, pendidikan tidak memandang
ekonomi sebagai pemeran utama seperti halnya bisnis. Ekonomi hanya sebagai
pemegan peran yang cukup menentukan. Ada hal lain yang lebih menentukan hidup
matinya dan maju mundurnya suatu lembaga pendidikan dibandingkan dengan
ekonomi, yaitu dedikasi, keahlian, dan keterampilan pengelola dan guru-gurunya.
Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang kelancaran proses pendidikan. Bukan merupakan modal untuk dikembangkan, bukan untuk mendapatkan keuntungan. Dengan demikian kegunaan ekonomi dalam pendidikan terbatas dalam hal-hal berikut :
Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang kelancaran proses pendidikan. Bukan merupakan modal untuk dikembangkan, bukan untuk mendapatkan keuntungan. Dengan demikian kegunaan ekonomi dalam pendidikan terbatas dalam hal-hal berikut :
1. Untuk membeli keperluan pendidikan yang tidak dapat
dibuat sendiri atau bersama para siswa, orang tua, masyarakat, atau yang tidak
bisa dipinjam dan ditemukan di lapangan, seperti prasarana, sarana, media, alat
belajar/peraga, barang habis pakai, materi pelajaran.
2. Membiayai segala perlengkapan gedung seperti air,
listrik, telepon, televisi dan radio.
3. Membayar jasa segala kegiatan pendidikan seperti
pertemuan-pertemuan, perayaan-perayaan, panitia-panitia, darmawisata, pertemuan
ilmiah dan sebagainya.
4. Untuk materi pelajaran pendidikan ekonomi sederhana,
agar bisa mengembangkan individu yang berperilaku ekonomi, seperti hidup hemat,
bersikap efisien, memiliki keterampilan produktif, memiliki etos kerja, mengerti
prinsip-prinsip ekonomi.
5. Untuk memenuhi kebutuhan dasar dan keamanan para
personalia pendidikan.
6. Meningkatkan motivasi kerja
7. Membuat para personalia pendidikan lebih bergairah bekerja.
C. Efisiensi dan Efektivitas Dana Pendidikan
Yang dimaksud dengan efisiensi dalam menggunakan dana
pendidikan adalah penggunaan dana yang harganya sesuai atau lebih kecil
daripada produksi dan layanan pendidikan yang telah direncanakan. Sementara itu
yang dimaksud dengan penggunaan dana pendidikan secara efektif adalah bila
dengan dana tersebut tujuan pendidikan yang telah direncanakan bisa dicapai
dengan relatif sempurna.
Mengapa pemerintah memandang perlu meningkatkan efisiensi pendidikan? Pertama adalah dana pendidikan sangat terbatas dan kedua, seperti halnya dengan departemen-departemen lain, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengalami banyak kebocoran dana. Untuk memanfaatkan dana yang sudah kecil ini secara optimal sangat diperlukan efisiensi dalam penggunaannya.
Mengapa pemerintah memandang perlu meningkatkan efisiensi pendidikan? Pertama adalah dana pendidikan sangat terbatas dan kedua, seperti halnya dengan departemen-departemen lain, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengalami banyak kebocoran dana. Untuk memanfaatkan dana yang sudah kecil ini secara optimal sangat diperlukan efisiensi dalam penggunaannya.
Yang dilihat dalam menentukan tingkat efisiensi
pendidikan adalah :
1. Penggunaan uang yang sudah dialokasikan untuk
masing-masing kegiatan
2. Proses pada setiap kegiatan.
3. Hasil masing-masing kegiatan.
Carpenter (1972) mengemukakan prinsip umum menilai efektivitas
sebagai berikut :
1. Menilai efektivitas adalah berkaitan dengan problem tujuan
dan alat memproses input untuk menjadi output.
2. Sistem yang dibandingkan harus sama, kecuali alat pemprosesnya
3. Mempertimbangkan semua output utama. Dalam pendidikan.
Yang dikatakan output utama adalah jumlah siswa yang lulus.
4. Korelasi diharapkan bersifat kausalitas. Yaitu
korelasi antara cara memproses dengan output harus harus bersifat kausalitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar